Jago Merah Lahap Rumah Gadang Tua Tidak Berpenghuni, Diduga Korsleting Listrik
Tilatang Kamang, BDI – Sebuah rumah gadang yang sudah dimakan usia dan jarang dikunjungi pemilik maupun keluarganya di Jorong Parak Laweh Nagari Koto Tangah Kecamatan Tilatang Kamang kabupaten Agam hangus dilalap si jago merah pada Jumat siang usai sholat jumat sekitar pukul 13.00 WIB, (11 Juli 2025).
Dugaan sementara penyebab kebakaran adalah korsleting listrik dipicu musim panas yang berkepanjangan sehingga material mudah terbakar ditambah meteran listrik rumah tersebut sudah dicabut sementara sejumlah kabel terbengkalai.
Menurut saksi mata sekaligus tetangga, Da Malin (67) tahun, ketika sedang berjalan dihalamanya melihat api dengan cepat membesar membumbung tinggi di ruang tamu yang terbuat dari kayu.
“Karena saya tidak punya daya memadamkan api, saya suruh salah satu kemenakan untuk memanggil orang di warung Pak Malano” tuturnya
“Rumah itu sudah lama kosong, tidak ditempati lagi, hanya sesekali Kepala kaum/Datuk datang hanya sekedar melihat” ujar warga setempat dan dibenarkan keluarga korban
Beruntung Petugas pemadam kebakaran kabupaten Agam dan Kota Bukittinggi sigap dan datang tepat waktu di lokasi dengan 4 unit mobil pemadam, termasuk PMI Bukittinggi bersama tim medis danntim relawannya yang sangat setia.
kolaborasi personel pemadam sangat memuaskan warga, mereka berupaya keras memadamkan api agar tidak merembet ke bangunan lain di sekitarnya.
Berkat ketangkasan anggota pemadam, Proses pemadaman berlangsung kurang dari hitungan jam meskipun material kayu lapuk dan kering dari bangunan itu mudah terbakar.
Insiden tersebut tidak menimbulkan korban jiwa dan hanya kerugian materiil yang belum bisa ditaksir , termasuk beberapa barang bekas elektronika seperti TV dan lainnya karena sempat dijadikan sebagai reparasi elektronika.
Chandra, Kasi trantib kecamatan bersama (Muhammad Husen) rekannya menyatakan, dengan kejadian ini meminta warga kiranya berhati-hati dan waspada serta meningkatkan kewaspadaan pada musim kemarau panjang karena sangat mudah memicu kebakaran.
Sejumlah hal yang disampaikan seperti mematikan kompor, merokok di dekat bahan mudah terbakar, menyimpan cairan bahan bakar sembarangan.
Penggunaan kabel ekstensi secara berlebihan, lampu dengan watt terlalu tinggi, atau kabel yang aus dan rusak.
Penggunaan obat nyamuk bakar dan lilin jatuh mengenai bahan mudah terbakar seperti kasur atau kain.
Agustim, koordinator lapangan belum bisa memastikan penyebab kebakaran masih akan melakukan olah TKP untuk memastikan.
Disisi lain Agustim menyayangkan dengan pemasang tanggul tidak proporsional sehingga sangat mengganggu keselamatan berlalu lintas dan emergency lainnya.
“Silahkan saja buat tanggul, tapi tidak terlalu tinggi dan rapat, sesuaikan peraturan yang ada sehingga tidak menimbulkan korban” tutur Gustim penuh prihatin.
Hengki, personil pemadam merupakan lelaki tangguh yang menjadi salah satu korban dari tanggul di Jorong Ngungun, kepala Hengki kena benturan karena rem mendadak beruntung menggunakan helm sehingga tidak parah sambil menunjukkan ke arah kepalanya.
Tim Medis dan sejumlah relawan sejati yang ikut dalam tim pemadam kebakaran menyayangkan tanggul rapat dan tinggi belum sesuai prosedur sehingga merugikan kepentingan umum.
Masyarakat memberikan apresiasi sangat tinggi kepada tim gabungan agam- Bukittinggi, PMI Bukittinggi serta forkopimca dalam merespon dengan cepat laporan masyarakat sehingga tidak menimbulkan korban lebih besar. (Yaman)