Niniak Mamak Beri Perhatian Khusus Sistem Zonasi Sekolah
Bukittinggi, BDI – Sistem zonasi dalam pelaksanaan Seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (SPMB) tingkat SLTA di Kota Bukittinggi menjadi perhatian para tokoh adat. M. Taufik Dt. Nan Laweh, salah seorang niniak mamak dari parik paga nagari, mendatangi Kantor Cabang Dinas (Capdin) Pendidikan Wilayah Bukittinggi di Jalan Ahmad Karim untuk menyuarakan aspirasi masyarakat.
Menurutnya, saat ini masih ada anak kemenakan yang belum diterima di sekolah negeri, meskipun secara domisili mereka berada dalam wilayah zonasi sekolah yang dituju. Untuk itu, pihaknya meminta agar dilakukan cross-check terhadap jumlah peserta didik yang tamat dari SLTP dalam Kota Bukittinggi tahun ini, dibandingkan dengan daya tampung tingkat SLTA yang hanya berjumlah 1.749 orang sesuai aturan.
“Kita ingin data yang benar-benar akurat. Berapa yang tamat di kota ini, dan apakah daya tampung SLTA yang tersedia sesuai dengan kebutuhan riil masyarakat,” jelas Dt. Nan Laweh.
Dari hasil pembicaraan dengan Dinas Pendidikan, disebutkan bahwa akan ada dua tahapan koreksi lagi sebelum proses seleksi menggunakan data resmi dari Dapodik (Data Pokok Pendidikan). Koreksi ini termasuk mengecek kemungkinan adanya siswa yang mundur, pindah, atau tidak melanjutkan pendidikan.
“Kami akan kawal terus sampai akhir seleksi. Kami juga akan terus berkoordinasi dengan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi agar seluruh anak nagari bisa tertampung di sekolah negeri,” tegasnya.
Perjuangan ini, menurut Dt. Nan Laweh, merupakan bentuk tanggung jawab moral niniak mamak terhadap masa depan anak-anak nagari. Ia berharap pemerintah bisa lebih fleksibel melihat kondisi faktual, bukan hanya mengandalkan data administratif semata.
“Jangan sampai karena aturan teknis, anak-anak kehilangan haknya untuk mengenyam pendidikan. Ini soal masa depan, dan kami akan terus berada di belakang anak-anak nagari,” pungkasnya. (Toepan)